Edisi 5: Pentingnya Hal Sepele
Ketika pulang tugas audit dari surabaya Kereta Argo
angrek yang saya tumpangi dari Stasiun Pasar turi surabaya
perlahan-lahan memasuki stasiun Jatinegara. Para penumpang yang akan
turun di Jatinegara saya lihat sudah bersiap-siap di depan pintu,
karena sudah di jemput oleh keluarga. suasana jatinegara penuh sesak
seperti biasa.
Sementara itu, dari jendela, saya lihat beberapa orang
porter/buruh angkut berlomba lebih dulu masuk ke kereta yang masih
melaju. Mereka berpacu dengan kereta, persis dengan kehidupan mereka
yang terus berpacu dengan tekanan kehidupan kota Jakarta. Saat kereta
benar-benar berhenti, kesibukan penumpang yang turun dan porter yang
berebut menawarkan jasa kian kental terasa. Sementara di luar kereta
saya lihat kesibukan kaum urban yang akan menggunakan kereta. Mereka
kebanyakan berdiri,karena fasilitas tempat duduk kurang memadai.
Sebuah lagu lama PT. KAI yang selalu dan selalu diputar dengan setia.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil membuyarkan
keasyikan saya mengamati perilaku orang-orang di Jatinegara. Saya
lihat seorang bocah berumur sekitar 10 tahun berdiri disamping saya.
Kondisi fisiknya menggambarkan tekanan kehidupan yang berat baginya.
Kulitnya hitam dekil dengan baju kumal dan robek-robek
disana-sini. Tubuhnya kurus kering tanda kurang gizi. “Ya?” Tanya
saya kepada anak itu karena saya tadi konsentrasi saya melihat
orang-orang di luar kereta. “Maaf, apakah air minum itu sudah tidak
bapak butuhkan ?” katanya dengan penuh sopan sambil jarinya
menunjuk air minum di atas tempat makanan dan minum samping jendela.
Pandangan saya segera mengikuti arah telunjuk si bocah. Oh, air minum
dalam kemasan gelas dari katering kereta yang tidak saya minum. Saya
bahkan sudah tidak peduli sama sekali dengan air itu. Semalam saya
hanya minta air minum dalam kemasan gelas untuk jaga-jaga dan menolak
nasi yang diberikan oleh pramugara. Perut saya sudah cukup terisi
dengan makan di rumah.
“Tidak. Mau ? Nih…” kata saya sambil memberikan
air minum kemasan gelas kepada bocah itu. Diterimanya air itu dengan
senyum simpul. Senyum yang tulus.
Beberapa menit kemudian, saya lihat dari balik jendela
kereta, bocah tadi berjalan beririringan dengan 3 orang temannya.
Masing-masing membawa tas kresek di tangannya. Ke empat anak itu
kemudian duduk melingkar dilantai emplasemen. Mereka duduk begitu
saja. Mereka tidak repot-repot membersihkan lantai yang terlihat
kotor. Masing- masing kemudian mengeluarkan isi tas kresek
masing-masing.
Setelah saya perhatikan, rupanya isinya adalah “harta
karun” yang mereka temukan di atas kereta. Saya lihat ada roti yang
tinggal separoh, jeruk medan, juga separuh; sisa nasi catering
kereta, dan air minum dalam kemasan gelas !
Selanjutnya dengan rukun mereka saling berbagi “harta
karun” temuan mereka dari kereta. Saya lihat bocah paling besar
menciumi nasi bekas catering kereta untuk memastikan apakah sudah
basi atau belum. Tanpa menyentuh sisa makanan, kotak nasi itu
kemudian disodorkan pada temannya. Oleh temannya, nasi sisa tersebut
juga dibaui. Kemudian, dia tertawa dengan penuh gembira sambil
mengangkat tinggi-tinggi sepotong paha ayam goreng. Saya lihat, paha
ayam goreng itu sudah tidak utuh. Nampak jelas bekas gigitan
seseorang.
Tapi si bocah tidak peduli, dengan lahap paha ayam itu
dimakannya. Demikian juga makanan sisa lainnya. Mereka makan dengan
penuh lahap. Sungguh, sebuah “pesta” yang luar biasa. Pesta
kemudian diakhiri dengan berbagi air minum dalam kemasan gelas !
Menyaksikan itu semua, saya jadi tertegun. Saya lihat
sendiri persis di depan mata, potret anak-anak kurang beruntung yang
mencoba bertahan dari kerasnya kehidupan. Nampaknya hidup mereka
adalah apa yang mereka peroleh hari itu. Hidup adalah hari ini. Esok
adalah mimpi dan misteri.
Cita-cita ?
Masa Depan ? Lebih absurd lagi.
Masa Depan ? Lebih absurd lagi.
Dari
sini saudaraku,pelajaran berharga yang
bisa
dipetik
adalah, bahwa kita
harus makin pandai bersyukur atas segala rejeki dan nikmat yang
diberikan oleh Allah.
Dan tidak lagi memandang sepele hal yang nampak sepele, seperti
misalnya: air minum kemasan gelas
ataupun plastik. Karena bisa jadi sesuatu
yang bagi kita sepele, bagi orang lain sangat berarti.
**********
source :
http://virouz007.wordpress.com/2011/01/22/pentingnya-hal-yang-sepele/
0 Komentar: