Edisi 16: Menangis memadamkan api neraka?
Dua ilmuwan pernah melakukan
penelitian disertasi tentang air mata. Kedua peneliti tersebut berasal dari
Jerman dan Amerika Serikat. Hasil penelitian kedua peneliti itu menyimpulkan
bahwa air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe berbeda dengan air
mata yang mengalir karena kecewa dan sedih.
Air mata yang keluar karena tepercik
bawang atau cabe ternyata tidak mengandung zat yang berbahaya. Sedangkan, air
mata yang mengalir karena rasa kecewa atau sedih disimpulkan mengandung toksin,
atau racun. Kedua peneliti itu pun merekomendasikan agar orang-orang yang
mengalami rasa kecewa dan sedih lebih baik menumpahkan air matanya. Sebab, jika
air mata kesedihan atau kekecewaan itu tidak dikeluarkan, akan berdampak buruk
bagi kesehatan lambung.
Menangis itu indah, sehat, dan
simbol kejujuran. Pada saat yang tepat, menangislah sepuas-puasnya dan
nikmatilah karena tidak selamanya orang bisa menangis. Orang-orang yang suka
menangis sering kali dilabeli sebagai orang cengeng. Cengeng terhadap Sang
Khalik adalah positif dan cengeng terhadap makhluk adalah negatif.
Orang-orang yang gampang berderai
air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan
melicinkannya menembus surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa
masa lalu akan memadamkan api neraka.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi,
"Ada mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur
semalaman dalam perjuangan fisabilillah dan mata yang menangis karena takut
kepada Allah."
Seorang sufi pernah mengatakan, jika
seseorang tidak pernah menangis, dikhawatirkan hatinya gersang. Salah satu
kebiasaan para sufi ialah menangis. Beberapa sufi mata dan mukanya menjadi
cacat karena air mata yang selalu berderai.
Tuhan memuji orang menangis.
"Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah
khusyuk." (QS Al-Isra' [17]:109). Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan,
"Jika kalian hendak selamat, jagalah lidahmu dan tangisilah
dosa-dosamu."
Ciri-ciri orang yang beruntung ialah
ketika mereka hadir di bumi langsung menangis, sementara orang-orang di
sekitarnya tertawa dengan penuh kegembiraan. Jika meninggal dunia ia tersenyum,
sementara orang-orang di sekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.
Tampaknya, kita perlu membayangkan
ketika nanti meninggal dunia, apakah akan lebih banyak orang mengiringi
kepergian kita dengan tangis kesedihan atau dengan tawa kegembiraan.
Jika air mata kerinduan terhadap
Tuhan tidak pernah lagi terurai, apalagi jika air mata selalu kering di atas
tumpukan dosa dan maksiat, kita perlu segera melakukan introspeksi. Apakah mata
kita sudah mulai bersahabat dengan surga atau neraka.
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/10/31/143618-air-mata-yang-menuntun-ke-surga
0 Komentar: